Umar Yuwono, A.Md

Sukoharjo / Warga Epistoholik Indonesia

Sunday, August 22, 2004

Selamat datang di situs blog saya
sebagai warga Epistoholik Indonesia





Nama saya Umar Yuwono, A.Md., warga Sukoharjo, Jawa Tengah. Kini sebagai koresponden freelance majalah berbahasa Jawa Penyebar Semangat sejak tahun 1995 hingga kini. Juga menekuni wirausaha eceran sejak tahun 2001.

Lahir di Sukoharjo, 30 April 1970, memiliki dua putra yang sedang lucu-lucunya, Alqis dan Umar, menulis surat pembaca sebagai media untuk menyalurkan amarah, uneg-uneg dan sebagainya tentang pelbagai macam hal yang sedang terjadi di masyarakat.

Pendidikan terakhir Akademi Pariwisata Widya Nusantara Surakarta, pernah mengikuti diklat Broadcasting dan Master of Ceremony, juga diklat Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional. Pada tahun 1998-2000 pernah menjabat sebagai instruktur Diklat Perhotelan dan Kapal Pesiar YCBH Solo dan reporter Tabloid Reformasi (2001-2002).

Pengalaman berorganisasi meliputi sebagai anggota dan pendiri Yayasan pemuda Profesional Mandiri (YPPM) di Surakarta, 1999-2001, ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Pers Kampus (UKM), 1993 – 1994, dan menjadi anggota partai Keadilan Sejahtera, 2002 – sekarang.

Memiliki Hobi bermain bola basket dan menulis. Motto : Superiority isn’t price, but superiority is action and honestly. Prestasi bukanlah nilai/penilaian, tetapi prestasi adalah karya dan kejujuran.


---------------

INIKAH JALAN KOTA SUKOHARJO ?
Dimuat di Kolom Pos Pembaca, Harian Solopos (Solo), 16/8/2004



Sejauh pengalaman saya di berbagai kota dan saya amati serta perhatikan, yang namanya jalan merupakan sarana publik dan berfungsi sebagai sarana mobilitas aktivitas masyarakat, hampir pasti menjadi perhatian pemerintah daerah setempat untuk meperbaiki jika kondisinya rusak. Apalagi bila jalan-jalan tersebut berada di pusat kota dalam kondisi yang baik, terawat, tak sempat terlihat rusak.

Akan tetapi pengecualian untuk jalan-jalan di pusat Kota Kabupaten Sukoharjo. Silakan pembaca jalan-jalan ke wilayah Kota Sukoharjo, terutama di selatan Alun-Alun Satya Negara dan sebelah barat alun-alun, di sana ada Jl. Kenanga dan Regulo ke barat memanjang hampir ke Carikan. Mungkin bila mengamati, dalam hati akan bertanya : “Ini jalan termasuk wilayah kota atau wilayah pinggiran ya ?”

Mestinya wilayah yang berjarak lebih kurang tiga kilometer dari rumah dinas bupati melingkar itu jalan-jalannya mestinya dalam kondisi bagus sehingga mencerminkan, “Ini lho keadaan pusat Kota Kabupaten Sukoharjo. Coba lihat, jalan-jalan dekat sekitar Gedung DPRD, sekitar alun-alun, sekitar instansi Depdiknas, sekitar rumah Dinas Kakandepag, semua dalam keadaan bagus kan !”

Jadi sebagai warga Sukoharjo ada memiliki kebanggaan dengan daerahnya, terlebih bila ada kerabat dari luar kota yang kebetulan berlibur ke Sukoharjo, nilai positif setidaknya masuk di memori para tamu dari luar kota tadi.

Jangan ada kesan untuk memperbaiki jalan saja mesti dijadikan komoditas politik atau politisasi perbaikan jalan ? Jangan. Berikan yang memang mestinya menjadi hak warga. Silakan instansi terkait segera memperbaiki jalan-jalan seputar pusat Kota Sukoharjo.

Jaya dan maju terus Sukoharjoku !


Umar Y. Abdullah
Jl. Kenanga 25
Sukoharjo 57511


Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 22/8/2004


---------------

JIKA KELAK KITA KELIRU. MEMILIH, CAPRES, SALAHKAN DIRI SENDIRI !
Dimuat di Kolom Pos Pembaca, Harian Solopos (Solo), 3/5/2004



Sebagai calon pemilih dalam Pemilu Presiden 5 Juli yang akan datang, marilah sama-sama kita sukseskan hajatan nasional dan memberikan pilihan kita kepada calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) yang terbalk untuk bangsa dan sesuai dengan hati nurani kita tanpa tekanan dari siapa pun.


Sebagai manusia kita tentu sadar bahwa setenar atau segagah dan sekondang apa pun, para Capres mau pun Cawapres yang menjadi kandidat dalam Pemilu mendatang mereka hanyalah manusia-manusia biasa yang sama seperti kita, ada sisi positif dan sisi negatifnya.

Kesalahan utama bila keadaan bangsa dan NKRI ini ke depan yang tidak juga bisa keluar dari problem hidup berbangsa ini kesalahan utama akibat dari kita sebagai pemilih yang salah, baik secara individu mau pun kolektif dalam menentukan pilihan Capres-Cawapres.

Jadi, kalau pada pasca_Pemilu nanti keadaan ternyata tidak lebih baik dari yang sekarag, jangan salahkan Capres-Cawapres yang kalah, juga jangan salahkan saudara kita yang tidak memilih presiden dan wapres terpilih, akan tetapi salahkan diri kita yang telah memilih Presiden RI keenam nanti.

Esok jangan ada sesal, kenapa dulu kita pilih pemimpin yang seperti ini, kenapa dulu tidak pilih pemimpin bangsa yang jelas-jelas amanah, jujur dan tegas ?

Bulan Juli nanti akan ada beberapa kandidat presiden untuk kita pilih, gunakan hati nurani dan akal sehat kita. Pesan terakhir sama seperti Extrajoss : jangan salah pilih !



Umar Yuwono, AMd
Jl. Kenanga 25, Sukoharjo 57511


Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 22/8/2004